Muslimah Modis, Why Not?

Meta Susanti
Ketua Divisi Publikasi LSI An Nidaa
Akhir-akhir ini kita menyaksikan begitu banyaknya saudari kita yang
memiliki kesadaran untuk berbusana muslimah. Bahkan sebagian besar
sekolah di Jakarta, dengan sangat membanggakan telah mendesain sendiri
busana muslimah sebagai seragam sekolah para siswinya. Tak ketinggalan,
perusahaan yang konon katanya sulit menerima karyawati berkerudung,
dewasa ini perlahan-lahan mulai menghapus image tersebut. Di banyak
perkantoran, kita tak akan lagi menemui kesulitan untuk mendapati
karyawati yang mengenakan kerudung ketika ngantor.
Hal tersebut tentu saja layak kita syukuri. Sebab, paling tidak telah
ada kesadaran dari sebagian besar muslimah untuk menutupi auratnya. Kita
tidak akan lupa, belakangan ini marak terjadi kejahatan seksual
terhadap kaum wanita, yang penyebabnya antara lain karena si wanita
tersebut dengan tanpa risih mengenakan pakaian yang tidak menutup
auratnya, tapi justru malah menampakkan lekuk tubuhnya. Dengan kesadaran
yang timbul dari banyak wanita untuk berbusana muslimah, diharapkan
tindak kejahatan semacam itu akan semakin berkurang. Selain tentu saja,
berbusana muslimah yang sesuai dengan syariat adalah merupakan perintah
Allah SWT yang wajib ditaati oleh seluruh wanita Islam tanpa terkecuali.
Sebagaimana firman Allah SWT,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur : 31)
Jadi jelas kan, bahwa menutup aurat bagi muslimah itu adalah perintah
Allah SWT yang tidak bisa ditawar. Jadi sudah semestinya, bukan karena
takut menjadi korban kejahatan seorang muslimah itu menutup auratnya,
juga bukan karena artis anu tiba-tiba mengenakan kerudung, kemudian
ikut-ikutan. Tapi memang perintah Allah’lah yang membuat muslimah dengan
penuh kesadaran menutup auratnya dengan berbusana muslimah yang sesuai
syariat.
Ragam Busana Muslimah
Meningkatnya kesadaran para muslimah untuk menutup aurat juga dibarengi
dengan membanjirnya produsen busana muslimah dengan berbagai merk dan
ciri khas masing-masing. Jika kita membaca majalah wanita Islami, lihat
saja, betapa para produsen busana muslimah itu berlomba-lomba untuk
mengiklankan produknya. Masing-masing menawarkan keunikan desain yang
berbeda, juga menonjolkan berbagai kelebihan busana yang diproduksi.
Satu yang sama, para produsen busana muslimah itu sama-sama mengklaim
bahwa produknya itu yang paling Islami dan sesuai dengan syariat.
Model busana muslimah yang ditawarkan pun bermacam-macam. Ada kerudung
yang modelnya dibuat sedemikian rupa hingga mencekik leher. Juga ada
disain busana muslimah berbentuk celana mirip kostum Alibaba. Tak
ketinggalan, model busana berbentuk gamis yang elegan disertai kerudung
panjang yang tak kalah menarik. Semua menawarkan mode yang berbeda-beda.
Yang jika dicermati dengan seksama, maka, siapa yang mampu menarik
peminat lebih banyak dengan berbagai strategi marketing, ialah yang
akhirnya memenangkan persaingan menjadi trend di kalangan muslimah.
Mode Islami
Jika kita amati, ternyata busana muslimah yang trend belakangan ini
adalah justru busana yang didesain dengan bahan minimalis. Sehingga
begitu dikenakan, pakaian tersebut akan menampakkan lekuk tubuh si
pemakai. Kerudungnya pun seperti yang telah disebutkan di atas, banyak
muslimah yang kita temui memilih untuk mengenakan kerudung dengan model
pemakaian yang dililit-lilit di leher dan tidak panjang menjuntai
menutupi dada.
Ketika berbicara mengenai busana muslimah, banyak kalangan yang
mempertanyakan, “Dalam Islam, boleh nggak sih kita mengikuti mode?” Maka
jawabannya, tentu saja boleh. Sebagai muslimah yang membawa misi dakwah
Islam justru kita jangan sampai ketinggalan jaman dalam berbusana,
alias kuno. Sebisa mungkin, kita harus menunjukkan wajah Islam dengan
segala keindahannya termasuk dalam hal berbusana.
Tapi yang perlu kita perhatikan adalah rambu-rambu yang telah digariskan
Islam dalam berbusana. Lalu, seperti apa mode busana muslimah yang
sesuai dengan syariat Islam?
Pertama, harus menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman’Nya,
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Azhab : 59)
Yang dimaksud jilbab dalam ayat ini adalah baju terusan panjang yang
diulurkan ke seluruh tubuh. Ingat, seluruh tubuh, bukan tubuh bagian
atas sepotong, ditambah bagian bawah sepotong. Melainkan adalah model
pakaian yang langsung menutupi seluruh tubuh, dari atas hingga bawah.
Nah, kebanyakan kita biasa menyebutnya gamis. Adapun penutup kepalanya
adalah seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 31 tadi,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya...”
Ya, ternyata kerudung yang sesuai dengan perintah Allah SWT adalah
kerudung yang jika dipakai dapat menutup seluruh bagian kepala hingga ke
dada. Dan soal ini tidak ada tawar menawar.
Kedua, pakaian yang dikenakan bukan dari kain yang tipis dan tembus pandang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda,
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta.
Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk” (HR. Ahmad 2/223.Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)
Ketiga, longgar dan tidak ketat sehingga dapat menampakkan lekuk tubuh.
Keempat,
tidak diberi wewangian / parfum. Harus kita waspadai, di dunia barat
sekuler salah satu “fungsi” parfum adalah sebagai alat seducing man
(menggoda laki-laki). Begitulah mudharat dari parfum yang dipakai oleh
perempuan (di luar rumah). Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasanya ia berkta
Rasulullah bersabda :
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum
laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”(HR.An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan hasan shahih)
Kelima, tidak tasyabbuh (menyamai) pakaian orang kafir. Tasyabbuh sudah
jelas dilarang oleh Rasulullah, baik itu dilakukan oleh muslim ataupun
muslimah. Dari Abdullah bin Amru bin Ash dia berkata:
“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan
warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian
orang-orang kafir maka jangan memakainya”(HR. Muslim 6/144, hadits Shahih)
Keenam, Isbal (panjang melewati mata kaki). Berbeda dengan laki-laki
yang diharamkan isbal, maka perempuan diwajibkan untuk isbal. Ibnu Umar
berkata: Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa menghela pakaiannya lantaran angkuh, maka Allah tidak
akan sudi melihatnya pada hari kiamat. Lantas Ummu Salamah
bertanya:”Lalu, bagaimana yang mesti dilakukan oleh kaum wanita denngan
bagian ujung pakaiannya? Beliau menjawab: hendaklah mereka menurunkan
satu jengkal!Ummu Salamah berkata: Kalau begitu telapak kaki mereka
terbuka jadinya. Lalu Nabi bersabda lagi:Kalau begitu hendaklah mereka
menurunkan satu hasta dan jangan lebih dari itu!” (HR.Tirmidzi (III/47) At-Tirmidzi berkata hadits ini Shahih)
Jelas kan, bagaimana Islam telah mengatur secara gamblang tentang
bagaimana seharusnya muslimah berpakaian. Jadi, jika kita bingung oleh
banyaknya mode busana muslimah, kembalikan saja standar berpakaian itu
sesuai dengan syariat Islam.
Muslimah Harus Modis
Nah, jika demikian syarat berbusana bagi muslimah, lalu muslimah tidak
akan bisa tampil modis dong? Kata siapa?! Sebenarnya yang membuat kita
terlihat modis atau tidaknya dalam berpakaian bukanlah bagaimana bentuk
pakaian yang kita kenakan. Melainkan terletak pada kemampuan kita dalam
memadu padankan busana yang kita pakai.
Pernahkah suatu hari kita menyaksikan seorang muslimah (atau bahkan kita
sendiri) mengenakan gamis bercorak loreng-loreng kemudian dipadukan
dengan kerudung motif bunga-bunga? Atau mungkin kita juga pernah
mendapati orang (atau kita sendiri, sekali lagi) mengenakan gamis
berwarna ungu, dipadukan dengan kerudung berwarna hijau dan kaos kaki
berwarna merah marun? Tentu sekali dua kali, pernah kan. Hmm...adakah
yang salah dengan busana muslimah yang demikian? Tentu saja tidak. Sebab
apa yang dikenakan tersebut telah memenuhi standar berbusana yang
sesuai dengan syariat.
Namun ketahuilah, bahwa masalah berpakaian bukan hanya masalah selembar
kain di badan atau selembar kerudung di kepala. Jangan sampai kita
berfikiran, “Peduli apa dengan penampilan. Mau gamis merah, kerudung
biru, dapadu kaos kaki coklat. Yang penting kan sesuai dengan syariat.”.
Memang betul, tapi kita juga harus menyadari, bahwa pakaian yang kita
kenakan hakikatnya juga mengusung jauh lebih banyak dari yang terlihat.
Ada gambaran pendidikan, ekonomi, politik, budaya, sosial, akhlaq, dan
terlebih keimanan. Sehingga ketika memutuskan untuk berpakaian, tentunya
kita juga harus benar-benar memperhatikan kesesuaian busana yang kita
pakai. Jangan sampai niatan kita untuk mensyiarkan ajaran Islam dalam
berpakaian, justru dipandang sebelah mata hanya karena apa yang kita
kenakan terkesan asal.
Menganggap warna apa saja cocok bagi kita, tanpa menyadari bahwa ada
warna-warna tertentu yang justru pas bagi kita, adalah sebuah kesalahan.
Warna yang tidak tepat bisa membuat kulit kita terlihat lebih gelap,
wajah lebih tua, dan bahhkan membuat kita tidak terlihat smart atau well
educated. Juga sebaliknya, warna yang tepat akan membuat kulit kita
terlihat lebih terang, wajah lebih muda dari usia, serta membuat kita
tampak cerdas, bahkan jika kita tidak memiliki pendidikan yang tinggi
sekalipun. Tentu saja hal ini tidak tergantung warna, tapi yang lebih
penting adalah bergantung pada akhlaq kita.
Warna atau motif gamis dan kerudung juga harus dilihat benar padu
padannya. Jangan sampai warna tersebut kelihatan tidak pas. Sehingga
penampilan kita terkesan keramaian, atau bahkan senyap alias hambar.
Sebagai contoh, jika kita ingin mengenakan gamis dengan corak
bunga-bunga warna biru, tak perlu lagi kita kenakan kerudung dengan
motif batik atau kotak-kotak. Tetapi cukup kenakan kerudung yang polos
dengan warna senada.
Itu hanya sebagian contoh kecil bagaimana kita bisa menampilkan syariat
dalam berbusana tanpa mengabaikan keindahan Islam itu sendiri. Jadi
sekarang, tak ada alasan untuk berpakaian yang benar-benar sesuai dengan
aturan Islam hanya karena takut terlihat tidak modis, atau terkesan
kuno dan ketinggalan jaman. Sebab, gamis lebar dan kerudung panjang yang
wajib kita kenakan itu pun dapat menjadikan kita tampil modis, elegan,
dan smart dengan kemampuan kita memadu padankan busana yang kita pakai.
Ala kulli hal, semua harus kembali pada niat. Karena kitalah yang
tahu desir apa di balik detak jantung kita. Teguhkan niat, bahwa hanya
dalam rangka beribadah kepada Allah saja kita melakukan setiap hal.
Dengan adanya aturan mengenai busana muslimah, Allah tidak menginginkan
seorang muslimah menjadi tontonan berjalan dan cantik karena riasan.
Namun dengan pakaian, Allah hendak memberi cahaya penjagaan diri bagi
seluruh wanita shalihah. Wallahu’alam.